” Malu kepada Allah adalah bahwa
engkau menjaga kepala dan apa yang disadari/ditangkapnya, (menjaga) perut dan
apa yang dikandungnya, mengingat mati dan musibah (yang akan menimpa);
barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dia meninggalkan gemerlap
dunia. Maka siapa yang melakukan hal itu, berarti dia telah berlaku malu kepada
Allah”. (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad, at-Turmuzi secara marfu’).
ILMU
Barangsiapa mempelajari ilmu untuk bermegah-megahan di antara ulama’ atau untuk membantah orang-orang bodoh, atau untuk mengambil simpati orang banyak kepadanya, maka ia akan dimasukkan ke dalam Neraka”.(HR. Turmudzi).
Barangsiapa mempelajari ilmu untuk bermegah-megahan di antara ulama’ atau untuk membantah orang-orang bodoh, atau untuk mengambil simpati orang banyak kepadanya, maka ia akan dimasukkan ke dalam Neraka”.(HR. Turmudzi).
YANG MULIA YANG BERTAKWA
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:
“Wahai manusia, Tuhan kalian satu, dan bapak kalian satu, kalian berasal dari Adam, dan Adam dari tanah. Sesungguh-nya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Tidak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa lain, tidak pula bagi bangsa lain atas bangsa Arab, tidak ada keutamaan bagi kulit merah atas kulit putih dan bagi kulit putih atas kulit merah, melainkan dengan takwanya.” (HR. Ahmad). Tafsir Ibnu Katsir
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:
“Wahai manusia, Tuhan kalian satu, dan bapak kalian satu, kalian berasal dari Adam, dan Adam dari tanah. Sesungguh-nya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Tidak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa lain, tidak pula bagi bangsa lain atas bangsa Arab, tidak ada keutamaan bagi kulit merah atas kulit putih dan bagi kulit putih atas kulit merah, melainkan dengan takwanya.” (HR. Ahmad). Tafsir Ibnu Katsir
DIANTARA SYUKUR DAN SABAR
“Sungguh mengherankan perkaranya orang mukmin, karena setiap perkaranya akan baik baginya, apabila dia mendapatkan kenikmatan maka dia bersyukur dan itu baik bagi dia, dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar maka itupun baik bagi dia” (HR Bukhari)
“Sungguh mengherankan perkaranya orang mukmin, karena setiap perkaranya akan baik baginya, apabila dia mendapatkan kenikmatan maka dia bersyukur dan itu baik bagi dia, dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar maka itupun baik bagi dia” (HR Bukhari)
TERHALANGNYA RIZKI
sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan sebab dosa yang dia kerjakan.” (HR. Ahmad & Ibnu Majah)
sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan sebab dosa yang dia kerjakan.” (HR. Ahmad & Ibnu Majah)
SEGERAKAN TAUBAT
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Seluruh bani Adam banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi)
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Seluruh bani Adam banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi)
JARAK ANTARA BAIK DAN BURUK
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu sinar di wajah, cahaya di dalam hati, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, kecintaan di dalam hati setiap orang. Sedangkan keburukan adalah kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, mengurangi rezeki, dan penyebab kebencian di hati orang.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu sinar di wajah, cahaya di dalam hati, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, kecintaan di dalam hati setiap orang. Sedangkan keburukan adalah kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, mengurangi rezeki, dan penyebab kebencian di hati orang.”
UJIAN SEORANG HAMBA
“Sesungguhnya jika seorang hamba telah ditulis baginya satu kedudukan yang tidak mampu dia capai dengan amalnya, maka Allah mengujinya di dalam harta atau badan atau anaknya.” (HR. Abu Dawud)
“Sesungguhnya jika seorang hamba telah ditulis baginya satu kedudukan yang tidak mampu dia capai dengan amalnya, maka Allah mengujinya di dalam harta atau badan atau anaknya.” (HR. Abu Dawud)
JANGAN MENYEPELEKAN DOSA SEKECIL
APAPUN
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah menulis surat kepada para gubernur di seluruh wilayah kekuasaannya sebagai berikut:
“Jangan sampai ada perkara yang lebih penting untuk kamu perhatikan selain perkara dirimu! Sebab sekecil apapun dosa itu, tetap tidak pantas untuk disepelekan.”
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah menulis surat kepada para gubernur di seluruh wilayah kekuasaannya sebagai berikut:
“Jangan sampai ada perkara yang lebih penting untuk kamu perhatikan selain perkara dirimu! Sebab sekecil apapun dosa itu, tetap tidak pantas untuk disepelekan.”
BEDA ORANG YANG BIJAKSANA DENGAN
YANG LEMAH
“Orang yang bijaksana adalah yang mengoreksi dirinya dan segera beramal sebagai bekal untuk hari Akhirat. Dan orang yang lemah adalah yang selalu memperturutkan hawa nafsu, di samping itu ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
“Orang yang bijaksana adalah yang mengoreksi dirinya dan segera beramal sebagai bekal untuk hari Akhirat. Dan orang yang lemah adalah yang selalu memperturutkan hawa nafsu, di samping itu ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
GENCARNYA GODAAN SYAITAN
“Sesungguhnya setan senantiasa siap menghadang bani Adam dalam setiap langkah yang ditempuh-nya. Bila ia menempuh jalan Islam, maka setan akan menggoda seraya berkata: ‘Apakah engkau sudi meninggalkan ajaran nenek moyangmu dengan menempuh jalan Islam?’ Namun seorang hamba Allah sejati tidak akan menghiraukan godaan itu dan tetap menempuh jalan Islam. Bila ia menempuh jalan hijrah, maka setan akan datang menggoda seraya berkata: ‘Apakah engkau sudi meninggalkan kampung halaman tercinta dengan nekad berhijrah?’ Namun ia pun tidak menghiraukan godaan itu dan tetap berhijrah. Bila ia menempuh jalur jihad, maka setan akan datang menggoda seraya berkata: ‘Jika engkau masih membandel tetap ikut berjihad, niscaya engkau akan terbunuh, istrimu akan dinikahi orang dan hartamu akan dibagi-bagikan! Namun ia menepis godaan itu dan tetap pergi berjihad.” (HR. An-Nasaai dan Ahmad dalam musnadnya dari Sabrah bin Abi Fakih radhiyallahu ‘anhu secara marfu’)
“Sesungguhnya setan senantiasa siap menghadang bani Adam dalam setiap langkah yang ditempuh-nya. Bila ia menempuh jalan Islam, maka setan akan menggoda seraya berkata: ‘Apakah engkau sudi meninggalkan ajaran nenek moyangmu dengan menempuh jalan Islam?’ Namun seorang hamba Allah sejati tidak akan menghiraukan godaan itu dan tetap menempuh jalan Islam. Bila ia menempuh jalan hijrah, maka setan akan datang menggoda seraya berkata: ‘Apakah engkau sudi meninggalkan kampung halaman tercinta dengan nekad berhijrah?’ Namun ia pun tidak menghiraukan godaan itu dan tetap berhijrah. Bila ia menempuh jalur jihad, maka setan akan datang menggoda seraya berkata: ‘Jika engkau masih membandel tetap ikut berjihad, niscaya engkau akan terbunuh, istrimu akan dinikahi orang dan hartamu akan dibagi-bagikan! Namun ia menepis godaan itu dan tetap pergi berjihad.” (HR. An-Nasaai dan Ahmad dalam musnadnya dari Sabrah bin Abi Fakih radhiyallahu ‘anhu secara marfu’)
PERUMPAMAAN TEMAN YANG BAIK DENGAN
YANG BURUK
“Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang jahat adalah seperti orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang jahat adalah seperti orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
PAHALA BAGI ORANG YANG MENGAJAK PADA
KEBAIKAN
“Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” HR. Muslim, No. 2674.
“Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” HR. Muslim, No. 2674.
TAWAKKAL
“Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak meminta-minta apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk surga”
Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.
Ibnul Qayyim berkata : Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfa’at. (Taisirul Azizil Hamidh hal. 503)
Ibnu Al-Qayyim berkata : Perhatikanlah ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bertawakal yang mana ganjaran itu tak diberikan kepada orang lain selain yang bertawakal kepada-Nya, ini membuktikan bahwa tawakkal adalah jalan terbaik untuk menuju ke tempat di sisinya dan perbuatan yang amat dicintai Allah. (Madarijus Salikin 2/128)
“Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak meminta-minta apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk surga”
Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.
Ibnul Qayyim berkata : Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfa’at. (Taisirul Azizil Hamidh hal. 503)
Ibnu Al-Qayyim berkata : Perhatikanlah ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bertawakal yang mana ganjaran itu tak diberikan kepada orang lain selain yang bertawakal kepada-Nya, ini membuktikan bahwa tawakkal adalah jalan terbaik untuk menuju ke tempat di sisinya dan perbuatan yang amat dicintai Allah. (Madarijus Salikin 2/128)
DIANTARA ETIKA MENDENGARKAN ILMU
Abu Sulaiman ad-Darani berkata, “Sungguh, terkadang ada seseorang yang menyampaikan hadits kepadaku padahal aku lebih tahu tentang hadits tersebut daripada dia. Akan tetapi, aku tetap mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, seolah-olah aku belum pernah mendengarnya.”
Abu Sulaiman ad-Darani berkata, “Sungguh, terkadang ada seseorang yang menyampaikan hadits kepadaku padahal aku lebih tahu tentang hadits tersebut daripada dia. Akan tetapi, aku tetap mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, seolah-olah aku belum pernah mendengarnya.”
MEMANDANG RENDAH DIRI SENDIRI
Muhamad bin Wasi’ pernah berkata, “Andaikata dosa itu mempunyai bau, niscaya kalian tidak akan sanggup berdekatan denganku karena busuknya bauku.”
[Muhammad bin Wasi’ adalah salah seorang imam, ulama dan ahli ibadah dari kalangan tabi’in]
Muhamad bin Wasi’ pernah berkata, “Andaikata dosa itu mempunyai bau, niscaya kalian tidak akan sanggup berdekatan denganku karena busuknya bauku.”
[Muhammad bin Wasi’ adalah salah seorang imam, ulama dan ahli ibadah dari kalangan tabi’in]
LIMA PEKERTI KEBERANIAN
Sirri as-Saqti berkata :
“Jika seseorang memiliki lima hal ini, maka ia adalah figur pemberani dan seorang pahlawan. Lima hal tersebut adalah : (1) istiqamah terhadap perintah Allah tanpa tipu daya, (2) serius tanpa disertai lupa, (3) siap siaga tanpa disertai kelalaian, (4) muraqabatullah (selalu merasa diawasi Allah) di kala menyendiri maupun bersama orang banyak tanpa disertai riya’ dan (5) mengantisipasi kematian dengan bersiap-siap.”
Sirri as-Saqti berkata :
“Jika seseorang memiliki lima hal ini, maka ia adalah figur pemberani dan seorang pahlawan. Lima hal tersebut adalah : (1) istiqamah terhadap perintah Allah tanpa tipu daya, (2) serius tanpa disertai lupa, (3) siap siaga tanpa disertai kelalaian, (4) muraqabatullah (selalu merasa diawasi Allah) di kala menyendiri maupun bersama orang banyak tanpa disertai riya’ dan (5) mengantisipasi kematian dengan bersiap-siap.”
ILMU DAN AMAL
Ibrahim Al-Hamadhi berkta:
Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu, sekalipun orang itu banyak ilmunya. Adapun yang dikatakan Allah orang itu berilmu adalah orang-orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkanya, dan menetap dalam perkara As-Sunah, sekalipun jumlah ilmu-ilmu dari orang-orang tersebut hanya sedikit (Syeikh Abu Ishaq As –Syatibi, Menuju jalan Lurus).
Ibrahim Al-Hamadhi berkta:
Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu, sekalipun orang itu banyak ilmunya. Adapun yang dikatakan Allah orang itu berilmu adalah orang-orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkanya, dan menetap dalam perkara As-Sunah, sekalipun jumlah ilmu-ilmu dari orang-orang tersebut hanya sedikit (Syeikh Abu Ishaq As –Syatibi, Menuju jalan Lurus).
RIDHO PADA ALLAH
Ar-Rabi` bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yang tidak diniatkan mencari ridha Allah, maka perbuatan itu akan rusak!
Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglah bagi orang yang mengayunkan kaki selangkah, dia tidak mengharapkan kecuali mengharap ridha Allah!
Ar-Rabi` bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yang tidak diniatkan mencari ridha Allah, maka perbuatan itu akan rusak!
Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglah bagi orang yang mengayunkan kaki selangkah, dia tidak mengharapkan kecuali mengharap ridha Allah!
1 komentar:
Ass. wr. wb. Maaf pak kami ikut gabung dalam menerbutkan menu Mutiara Hikmah. Salam jumpa di Blog kami KUA Kec./Kab. Banyumas. Terima kasih. Wassalam
Posting Komentar